Sejarah Dukuh Trolu Desa Tompomulyo

  • Oct 03, 2018
  • tompomulyo
  • BERITA, POTENSI DESA, PRODUK DESA, LINGKUNGAN, PEMERINTAHAN, SENI DAN KEBUDAYAAN, TOKOH MASYARAKAT

Sekilas Sejarah Babat Trolu. (dituturkan oleh Almgfllh Simbah Kyai Abdurrhman pada tahun 1981 H. )

Pada masa akhir kejayaan Kesultanan Demak Bintoro, muncullah seorang yang diduga prajurit Demak yang dalam pelarian karena kalah perang dengan prajurit Mataram.Karena orang tersebut bernukum dibawah pohon PUTAT (terletah di pinggiran Dusun Trolu, dan sumur tua disanapun terkenal dengan nama sumur Putat) sehingga orang menyebutnya dengan Penggede PUTAT. Bertemulah Penggede Putat dengan seorang perempuan mantan juru masak Mbah K. H. Syeh Ahmad Mutamakkin (mohon maaf bila ada salah penulisan nama beliau) di Kajen , sekarang masuk wilayah Margoyoso. Orang menyebut permpuan ini dengan nama Mbok rondo Kuning. Penggede Putat dan Mbok Rondo Kuning akhirnya membangun rumah tangga dan dikaruniai sembilan anak yang semuanya Laki-laki. Keluarga ini hidup bahagia dan sangat ta'at beribadah karena Mbok RondoKuning besar di linkungan pesantren dan Penggede Putat adalah punggawa Kanjeng Sultan Demak Bintoro.Dalam kehidupan sehari-hari keluarga ini membabad hutan belantara dan bertanam.
Suatu ketika Keluarga ini ingin mendirikan Masjid untuk pusat peribadatan. Maka Sang Penggede bertahajud dan menemukan tempat yang akan dibangaun sebuah Masjid ( tempat tersebut ekarang dikenal dengan Punden dan orang tua dulu menyebutnya Sigid ). Sebelum Masjid didirikan keluarga ini bertahajud di atas lokasi calon Masjid. Karena khusuknya mereka tidak sadar dengan apa yang telah terjadi. Setelah mereka selesai sholat alangkah terkejudnya ternyata ternyata saudara mereka yang tadinya sembilan kini tinggal delapan.Mereka mencari saudaranya yang hilang kesana kemari namun tak kunjung ditemukan. Dan karena wilayah tersebut belum penya nama dan atsa prakarsa kedelapan bersaudara iniĀ  maka wilayah tersebut dinamakan TROLU dari kata Putro Wolu (anak laki-laki delapan). Dan saudaranya yang hilang dikenal dengan sebutan Joko Trolu. Sebetulnya sempat terlacak hilangnya sang Joko Trolu yang menurut sebagian pendapatĀ  " disingitake " (disembunyikan-red) oleh Ki Ageng Sigo Gati. Untuk dikawinkan dengan Putri Beliau.