Sejarah Desa

Sejarah Desa

Secara Geografis Desa Tompomulyo Terdiri Dua Dusun atau Dukuh yaitu : PILANG dan TROLU. Sejarah atau Legenda keduanya memiliki keterkaitan satu sama lain.

Dan berikut ini Legenda Desa yang berhasil penulis Himpun sekitar tahun 1980 (waktu penulis kelas V SD) dari penuturan para Sesepuh Desa di Tompomulyo. yang Asli Keturunan Leluhur di Desa ini.. 

Legenda dusun “TROLU”

Di ceritakan pada akhir masa kasultanan Demak datanglah seorang yang diduga Punggawa Demak yang kalah perang. Dan bermukim disebuah tempat dibawah pohon Putat. Maka Beliau disebut Penggede Putat.  Singkat cerita bertemulah Mbah Penggede Putat dengan seorang wanita mantan juru masak pada Pesantren Kanjeng KH. Syekh Ahmad Mutamakkin dari Kajen (sekarang wilayah Kec. Margoyoso). Wanita ini ini disebut Mbok Rondo Kuning.

Mereka Berdua dikaruniai 9 (sembilan) anak  yang kesemuanya laki-laki. Karena keluarganya menjadi banyak, keluarga besar yang hidup rukun ini ingin membuat rumah dan bertanam tanaman untuk kebutuhan sehari-hari. Selain hidup rukun saling  bahu membahu, keluarga ini sangat  tekun dan ta’at beribadah, mengingat  Ki Penggede putat adalah punggawa Kesultanan Demak dan Mbok Rondo Kuning  besar di lingkungan Pesantren Kajen. Maka ditengah-tengah mereka membuat sawah dan pemukiman, mereka melengkapinya pula dengan mendirikan Masjid. 

Sebelum membangun Masjid, mereka Sholat  Tahajud dan Sholat khajad ditengah lokasi dimana bangunan Masjid akan didirikan (sekarang lokasinya disebut Sigit atau punden).  Setelah Selesai Sholat, ternyata sembilan saudara mereka tidak lengkap, setelah dihitung ternyata kurang satu dan tinggal 8 (delapan). Maka wilayah tersebut dinamakan “PUTRO WOLU” (anak laki-laki 8) dan sampai sekarang  di sebut “TROLU”

Akhirnya diketahui penyabab hilangnya JOKO TROLU, yang ternyata di curi oleh KEK MBEREK SIGOGATI penggede LEGOK dan akan dikawinkan dengan anak perempuannya. KEK MBEREK SIGOGATI nekad mencuri JOKO TROLU karena kalah tanding dengan KI KEBO GIRO atau penggede PAGAK yang tak lain adalah calon mertua JOKO TROLU.

Dari ke 8 bersaudara tersebut ada yang mengembara ke timur (sekarang wilayah Mambung, Wiroto Kec. Kaliori Kab. Rembang) yang bernama Mbah Sambujoyo. Adapula yang ke selatan ( sekarang wilayah Bedingin kec. Todanan Kab. Blora) yang bernama Mbah Songgo Bono.

 

 

Legenda Dusun Pilang

Setelah mereka tahu sadaranya tinggal delapan, mereka berdiam sejenak dan dalam perasaan gundah gulana mereka mencari saudaranya yang satu. Pencarian dilakukan disegala arah. Akhirnya mereka ke arah barat daya dan saudaranyapun tak kunjung ditemukan. Maka mereka berhenti di suatu tempat dan membuat kesimpulan bahwa saudaranya telah Hilang ( bahasa jawa ILANG) . Karena hilangnya seseorang yang sering disebut Joko Trolu (saudara dari Putra Delapan), maka tempat tersebut dinamakan  “PILANG” (dari kata ilang).

Setelah menjadi daerah hunian, wilayah PILANG kedatangan sekelompok warga dari luar wilayah. Dan mereka bergotong royong membangun wilayah PILANG terutama jalan penduduk yang  tertata rapi, karena peradaban dan jaman yang semakin maju.

Dan pada pemerintahan Hindia Belanda, gabungan antara dusun TROLU dan dukuh PILANG diberi nama Desa TOMPOMULYO dibawah Seten (sekarang Kecamatan) Batangan wilayah kawedanan Juwana. Tompomulyo dari kata TOMPO yang berarti menerima dan MULYO yang berarti sejahtera Dan dengan dibarengi tekad dan semangat untuk mbangun Deso, semoga masyarakat TOMPOMULYO mendapatkan kesejahteraan. AAMIIIIN.

Penulis : Suparlan lahir di Pati Tanggal 07 Januari 1970